Laporan terbaru menunjukkan, susu yang tidak dipasteurisasi bisa membuat orang sakit. Saat wabah bakteri campylobacter terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini, susu mentah di peternakan sapi perah Pennsylvania, Amerika Serikat, sebabkan 148 orang jatuh sakit Januari 2012.
Dalam sebuah laporan yang menjelaskan wabah ini, peternakan sapi tersebut telah mengantongi izin untuk menjual susu yang tidak dipasteurisasi. Segala inspeksi keamanan pangan pun telah dilalui.
Susu sapi di perternakan mereka juga bebas bakteri E.coli. Sebagian orang yang jatuh sakit, juga meminum susu sebelum masa kadaluwarsa. Lalu apa yang menyebabkan tercemarnya susu oleh bakteri campylobacter?
Menurut peneliti, ada beberapa kemungkinan. Pertama, peneliti menemukan mesin pengemas susu yang rusak, sehingga karyawan mengemas susu dengan tangan. Kedua, air untuk membersihkan peralatan bersuhu lebih dingin dari nilai yang direkomendasikan, yaitu 160-170 derajat Fahrenhait.
Laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan, kejadian ini merupakan bahaya berkelanjutan dari produk susu yang tidak dipasteurisasi. Temuan ini dirilis secara online dalam jurnal Clinical Infectious pada 26 April lalu.
“Susu mentah lebih berisiko dari pada kebanyakan makanan,” ujar Douglas Powell, professor keamanan pangan di Kansas State University.
Powell mengatakan, bakteri yang biasa ditemukan dalam saluran pencernaan hewan ternak, seperti campylobacter dan E.coli O157, bisa dengan mudah menginfeksi susu ketika dipompa atau ketika dikemas dalam botol.
Menurut laporan, hampir sepertiga dari orang yang terserang wabah ini adalah anak-anak. Dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah, anak-anak dan wanita hamil memang berada pada risiko paling tinggi terserang bakteri campylobacter.
Powell tidak menyarankan susu mentah diberikan pada anak-anak. Menurutnya, orang dewasa bisa memilih, apakah ingin mengonsumsi susu mentah atau tidak.
Biasanya infeksi campylobacter menyebabkan diare, sakit perut, dan demam selama satu minggu. Para peneliti merekomendasikan peraturan yang lebih ketat untuk penjualan susu yang tidak dipasteurisasi, seperti pengujian patogen setiap bulan.
Para peneliti menyarankan, satu-satunya cara untuk terhindar dari wabah ini adalah dengan tidak mengonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi.
Pernjualan susu yang tidak dipasteurisasi di Pennsylvania telah tumbuh dari 26 produk pada tahun 2002 menjadi 153 produk pada tahun 2013. Peningkatan ini didorong oleh permintaan konsumen dan laba yang tinggi bagi produsen susu.
0 komentar:
Posting Komentar